Selasa, 20 Januari 2015

Di Afrika Tengah, Harga Granat Lebih Murah Dari Sebotol Coca Cola

Satu survei mengenai peredaran senjata di Afrika Tengah baru-baru ini

melaporkan betapa murahnya harga senjata di negara itu. Satu granat,

misalnya, dibanderol lebih murah dibandingkan harga sebotol Coca-Cola.



Granat murah itu berasal dari Cina atau Bulgaria, mortir dari Sudan,

peluncur roket dibuat di Iran, serta peluru berasal dari Inggris,

Belgia, atau Republik Cek. Spanyol dan Kamerun menyediakan peluru

senapan.



Survei itu menarik perhatian industri senjata global mengenai dari

mana output- nya sampai menemukan jalannya, baik secara legal maupun

sebaliknya, ke tangan para pemberontak.





Granat tangan tipe 82-2 yang berukuran kecil dan mudah disembunyikan

adalah salah satu item militer yang paling banyak tersebar luas di

Afrika Tengah. Penelitian yang disusun oleh kelompok Konflik

Persenjataan Riset Inggris untuk Uni Eropa menyebutkan granat tangan

tipe 82-2 dapat dibeli seharga Rp 6.000-12.000. Harga granat ini lebih

murah ketimbang harga sebotol minuman ringan bersoda atau coke.



Lebih dari 25 ribu tipe 82-2 granat dijiplak oleh peneliti pada tahun

2006 dan dikirim ke Cina untuk diproduksi. Kemasan granat itu

ditujukan untuk Markas Besar Angkatan Darat Royal Nepal (Royal

Nepalese Army Headquarters). Tetapi tentara Nepal berkeras bahwa

mereka tidak pernah menggunakan granat semacam ini.



Berdasarkan laporan itu, pada tahun 2013 terdapat kiriman baru,

termasuk sedikitnya dua pengiriman senjata, menggunakan pesawat dari

Sudan ke Bangui. Pengiriman itu dilakukan sebelum Perserikatan

Bangsa-Bangsa mengembargo senjata ke Afrika Tengah pada akhir tahun

2013.