Kamis, 03 April 2014

300 Sparta : Harga sebuah Martir Demokrasi 1

Ini bukan resensi, bukan pula ulasan dari Film 300 Sparta maupun sequelnya.. ini tak lebih dari catatan ringan saja..


Film 300 Sparta yang pertama menampilkan pertarungan sengit Raja Leonidas dan 300 Spartan yang melawan invansi Raja Dewa Xerxes di Hamparan Negeri Yunani. Film yang pertama ini dibuka oleh sikap melawan Raja Leonidas terhadap tawaran tunduk dan takluk di bawah Xerxes. Utusan Raja Xerxes tersebut pun di musnahkan oleh Raja Leonidas dikarenakan mengancam dan menghina Raja dan Ratu Sparta.

Di Film yang pertama memang tidak menjelaskan asal muasal konflik antara Persia dan Yunani, film yang pertama hanya menggambarkan bagaimana konflik politik dalam negeri Sparta. Walaupun sudah mengenal adanya demokrasi, Sparta digambarkan sebagai negeri yang masih mempercayai ramalan dalam keputusan-keputusan penting kerajaan, akibatnya para senator tak lebih dari kepanjangan tangan dari peramal-peramal yang dapat dibeli secara materi.

Perlawanan Raja Leonidas di Jalur Neraka, membuktikan bahwa sebesar apapun pasukan dapat diatasi dengan pasukan yang terlatih. Sayang, kelemahan di jalur ini diketahui oleh Raja Xerxes yang mendapat bocoran dari seorang pengkhianat yang tak diterima oleh Raja Leonidas di Pasukan 300-nya. Setelah pertarungan yang begitu sengit raja leonidas pun tewas dalam pertempuran ini.

Sebelum mengakhiri perang 300 tersebut, raja leonidas mengirimkan utusan sekaligus meminta bantuan kepada pasukan sparta yang lebih besar, di akhir dari film ini bantuan itu diturunkan dalam jumlah yang begitu besar menghadapi raja xerxes di PERTEMPURAN DARAT.

300 : Rise Of Empire (Bangkitnya Sebuah Kekaisaran)

Film lanjutan dari 300 pertama dirilis bulan maret 2014, film ini lebih gelap, lebih alot bahkan lebih kompleks..

Film Rise of Empire dibuka oleh alur 10 tahun sebelum raja xerxes menyerang sparta.. Film ini mengisahkan awal konflik itu terjadi. Invansi yang dilakukan oleh Raja Darius Persia membawa kematian raja di Perang Marathon. Raja Darius merupakan Ayah dari Raja Dewa Xerxes. Kematian Raja di hadapan sang Putera Mahkota membawa luka yang begitu mendalam, setelah melewati masa berkabungnya Raja Xerxes diharuskan melewati sebuah perjalanan religius yang harus dilakukan. Ide perjalanan tersebut berasal dari Artemesia, seorang Panglima Angkatan Laut sekaligus tangan kanan raja Darius. Perjalanan tersebut menghasilkan Raja Xerxes yang begitu ambisius untuk mengalahkan Yunani.

Perang pun kembali dikobarkan, Raja Leonidas Gugur beserta pasukan. 

Perang tersebut membawa Kekisruhan di Yunani, disaat perdebatan para senator dalam mengambil kebijakan untuk menyelamatkan penduduk sipil. disaat yang bersamaan, seorang jenderal, pemimpin angkatan laut sekaligus pembunuh raja darius mengambil alih pasukan kembali untuk menghadang Pasukan Raja Xerxes di Laut Yunani.

Sama seperti film yang pertama, film yang kedua juga menawarkan strategi militer tingkat tinggi yang dilakukan oleh kedua panglima laut, antara Artemissia dan Themistokles. Kedua Jenderal ini saling bertempur habis-habisan sebelum akhirnya dimenangkan oleh pasukan Themistokles..