Senin, 09 April 2012

Aksara Nusantara

--------------PROLOG-----------------



Menurut Neng Wiki (Cucunya Mbah Google), Aksara Nusantara merupakan beragam aksara atau tulisan yang digunakan di Nusantara untuk secara khusus menuliskan bahasa daerah tertentu. Meski Abjad Arab dan Alfabet Latin juga seringkali digunakan untuk menuliskan bahasa daerah, istilah Aksara Nusantara seringkali dikaitkan dengan aksara hasil inkulturisasi kebudayaan India sebelum berkembangnya Agama Islam di Nusantara dan sebelum kolonialisasi bangsa-bangsa Eropa di Nusantara.

Bukti tertua mengenai keberadaan Aksara Nusantara yaitu berupa tujuh buah yupa (tiang batu untuk menambatkan tali pengikat sapi) yang bertuliskan prasasti mengenai upacara waprakeswara yang diadakan oleh Mulawarmman, Raja Kutai di daerah Kalimantan Timur. Tulisan pada yupa-yupa tersebut menggunakan Aksara Pallawa dan Bahasa Sanskrta. Berdasarkan tinjauan pada bentuk huruf Aksara Pallawa pada yupa, para ahli menyimpulkan bahwa yupa-yupa tersebut dibuat pada sekitar abad IV.

Posted Image
salah satu yupa yang ada di Museum Nasional Indonesia

Posted Image
tulisan pada yupa yang di-"vektor" kan



Dapat disimpulkan sejak abad IV itulah Bangsa Indonesia telah mengenal bahasa tulis yang terus berkembang mengikuti perkembangan bahasa lisan. Perkembangan ini dimulai terutama sejak bahasa daerah (misalnya Bahasa Melayu Kuno dan Bahasa Jawa Kuno) juga dituangkan dalam bentuk tulisan selain dari Bahasa Sanskrta yang pada masa sebelumnya merupakan satu-satunya bahasa yang lazim dituliskan. Sejak abad XV Aksara Nusantara berkembang pesat dengan ditandai beraneka-ragamnya aksara untuk menuliskan berbagai bahasa daerah hingga kemudian peranannya mulai tergeser oleh Abjad Arab dan Alfabet Latin.

Sebagaimana halnya dengan identitas budaya lokal di Nusantara, pada masa kini Aksara Nusantara merupakan salah satu warisan budaya yang nyaris punah. Oleh karena itu, beberapa pemerintah daerah yang merasa tergugah untuk menjaga kelestarian budaya tersebut membuat peraturan-peraturan khusus mengenai pelestarian aksara daerah masing-masing. Latar belakang inilah yang akhirnya antara lain menjadi dasar munculnya Aksara Sunda Baku pada tahun 1996.

Hampir semua aksara daerah di Indonesia merupakan turunan Aksara Pallawa yang berasal dari daerah India Selatan. Aksara Jawi, Akara Pegon, dan Aksara Bilang-bilang merupakan turunan Abjad Arab; sedangkan Aksara Nagari berasal dari daerah India Utara. Baik Aksara Pallawa maupun Aksara Nagari adalah turunan dari Aksara Brahmi yang merupakan induk semua aksara di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Istilah Aksara Nusantara juga bisa digunakan untuk merangkum aksara-aksara yang digunakan dan berkembang di Kepulauan Filipina. Hampir semua aksara daerah di Filipina merupakan turunan Aksara Kawi (Aksara Jawa Kuno). Aksara-aksara ini meliputi Aksara Baybayin, Aksara Tagbanwa, Aksara Buhid, Aksara Hanunó'o, dan Aksara Kapampangan. Sedangkan Aksara Eskaya merupakan hasil budaya asli Bangsa Filipina.

Beberapa aksara daerah dinamai menurut susunan huruf-hurufnya atau menurut nama abecedarium aksara tersebut. Demikianlah maka Aksara Jawa Baru dan Aksara Bali disebut Aksara Hanacaraka; sedangkan Aksara Rejang, Aksara Kerinci, Aksara Lampung, dan Aksara Sunda Baku disebut juga Aksara Kaganga mengikuti abecedarium Aksara Pallawa : ka kha ga gha nga.


Posted Image
Silsilah Bahasa Nusantara



----------------PERKEMBANGAN AKSARA NUSANTARA DARI MASA KE MASA----------------



Zaman Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha
Aksara yang berkembang pada zaman kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha pada umumnya digunakan untuk menuliskan Bahasa Sanskrta atau bahasa daerah yang sangat terpengaruh Bahasa Sanskrta.
  • Aksara Pallawa
  • Aksara Nagari
  • Aksara Kawi (Aksara Jawa Kuna)
  • Aksara Buda
  • Aksara Sunda Kuna
  • Aksara Proto-Sumatera
Zaman Kerajaan-kerajaan Islam
Aksara yang berkembang pada zaman kerajaan-kerajaan Islam di antaranya memiliki huruf untuk menuliskan bunyi dalam Bahasa Arab yang tidak terdapat dalam bahasa daerah (misalnya Aksara Jawa dan Aksara Bali) ataupun sistem vokalnya mengikuti sistem vokal Abjad Arab yang hanya mengenal tiga bunyi vokal (misalnya Aksara Kerinci dan Aksara Buhid).
  • Aksara Batak (Surat Batak)
  • Aksara Rejang
  • Aksara Kerinci (Surat Incung)
  • Aksara Lampung (Had Lappung)
  • Aksara Jawa (Aksara Jawa Baru / Hanacaraka)
  • Aksara Bali
  • Aksara Lontara
  • Aksara Baybayin (Aksara Tagalog)
  • Aksara Tagbanwa
  • Aksara Buhid
  • Aksara Hanunó'o
  • Aksara Kapampangan
  • Aksara Eskaya
Zaman Modern
Aksara daerah yang berkembang pada zaman modern memiliki huruf untuk menuliskan bunyi dalam Bahasa Arab (misalnya f dan z) dan Bahasa Latin (misalnya x dan v) yang tidak terdapat dalam bahasa daerah.
  • Aksara Sunda Baku

Posted Image
Perubahan Aksara Pallawa (kolom paling kiri) menjadi sejumlah aksara Nusantara. Kolom kedelapan adalah Aksara Jawa Baru (Hanacaraka), kolom kesembilan adalah Aksara Bali, dan kolom paling kanan adalah Aksara Bugis (Lontara).



Seiring perubahan zaman, budaya, dan bahasa masyarakat penggunanya, suatu aksara dapat mengalami perubahan jumlah huruf, bentuk huruf maupun bunyinya, walaupun tetap saja dianggap sebagai bagian dari aksara induknya; atau dengan kata lain, tidak terpecah menjadi aksara baru. Demikianlah misalnya Abjad Arab yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Arab sedikit berbeda dengan Abjad Arab yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Melayu, atau juga Alfabet Latin yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Latin sedikit berbeda dengan Alfabet Latin yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Jerman. Dalam perjalanan sejarahnyapun Aksara Nusantara tidak luput dari kecenderungan untuk memunculkan variasi-variasi baru yang tetap mempertahankan kaidah inti aksara induknya.

Aksara lain yang digunakan selain aksara yang diatas :
  • Abjad Arab : [* ]Aksara Jawi untuk Bahasa Melayu dan [* ]Aksara Pegon untuk Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda
  • Alfabet Latin : [* ]Ejaan Van Ophuijsen, [* ]Ejaan Soewandi, dan [* ]EYD
  • Hanzi
  • Hangul

------------TAMBAHAN---------------



Posted Image



Aksara Hangul, diturunkan dari pendatang Korea di Indonesia



Posted Image


Aksara Jawi untuk Bahasa Melayu



Posted Image


Bahasa Bugis Konsonan



Posted Image


Bahasa Bugis Non-Konsonan



Posted Image


Aksara Sunda Kuno



Posted Image


Hanacaraka Jawa



Posted Image


Aksara Hanzi yang dibawa oleh pendatang dari daratan China



Posted Image


Aksara yang digunakan orang Batak



Posted Image


Aksara Pegon untuk Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda



Posted Image


Aksara Kawi dari salah satu kitab Sutasoma



Posted Image


Aksara Kanganga



Posted Image


Aksara Tagbanwa



Posted Image


Aksara Harunoo



Posted Image


Aksara Buhid


-------------EPILOG-------------



Saya sebagai rakyat Indonesia sangat bangga, kita memiliki beragam kebudayaan dan bahasa dalam Bangsa kita. Kalau saya jalan-jalan di Bandung, Solo, Jogja, Malang, saya suka kalau melihat papan jalan atau papan toko yang masih mau menggunakan tulisan Aksara Nusantara. Semoga Aksara-aksara ini masih dapat diturunkan ke anak cucu kita nanti. entah apa yang akan terjadi, apakah aksara ini musnah, atau nanti berevolusi menjadi aksara-aksara lain yang baru... (asal jangan ada aksara alay aja). Sekian Saduran dari Saya. Semoga bermanfaat.