Senin, 18 April 2011

Kisah Sebatang Bambu

Sebatang bambu yang
indah tumbuh di halaman
rumah seorang petani.
Batang bambu ini
tumbuh tinggi menjulang
di antara batang-batang
bambu lainnya. Suatu
hari datanglah sang
petani yang empunya
pohon bambu itu. Dia
berkata kepada batang
bambu," Wahai bambu,
maukah engkau kupakai
untuk menjadi pipa
saluran air, yang sangat
berguna untuk mengairi
sawahku?"
Batang bambu
menjawabnya, "Oh tentu
aku mau bila dapat
berguna bagi engkau,
Tuan. Tapi ceritakan apa
yang akan kau lakukan
untuk membuatku
menjadi pipa saluran air
itu. Sang petani
menjawab, "Pertama,
aku akan menebangmu
untuk memisahkan
engkau dari rumpunmu
yang indah itu. Lalu aku
akan membuang cabang-
cabangmu yang dapat
melukai orang yang
memegangmu. Setelah
itu aku akan membelah-
belah engkau sesuai
dengan keperluanku.
Terakhir aku akan
membuang sekat-sekat
yang ada di dalam
batangmu, supaya air
dapat mengalir dengan
lancar.
Apabila aku sudah selesai
dengan pekerjaanku,
engkau akan menjadi
pipa yang akan
mengalirkan air untuk
mengairi sawahku
sehingga padi yang
kutanam dapat tumbuh
dengan subur."
Mendengar hal ini,
batang bambu lama
terdiam..... , kemudian
dia berkata kepada
petani, "Tuan, tentu aku
akan merasa sangat
sakit ketika engkau
menebangku. Juga pasti
akan sakit ketika engkau
membuang cabang-
cabangku, bahkan lebih
sakit lagi ketika engkau
membelah-belah
batangku yang indah ini,
dan pasti tak
tertahankan ketika
engkau mengorek-
ngorek bagian dalam
tubuhku untuk
membuang sekat-sekat
penghalang itu. Apakah
aku akan kuat melalui
semua proses itu, Tuan?"
Petani menjawab batang
bambu itu, " Wahai
bambu, engkau pasti
kuat melalui semua itu,
karena aku memilihmu
justru karena engkau
yang paling kuat dari
semua batang pada
rumpun ini. Jadi
tenanglah."
Akhirnya batang bambu
itu menyerah, "Baiklah,
Tuan. Aku ingin sekali
berguna bagimu. Ini aku,
tebanglah aku,
perbuatlah sesuai
dengan yang kau
kehendaki."
Setelah petani selesai
dengan pekerjaannya,
batang bambu indah
yang dulu hanya menjadi
penghias halaman rumah
petani, kini telah
berubah menjadi pipa
saluran air yang mengairi
sawahnya sehingga padi
dapat
tumbuh dengan subur
dan berbuah banyak."
Pernahkah kita berpikir
bahwa dengan masalah
yang datang silih
berganti tak habis-
habisnya, mungkin
TUHAN sedang
memproses kita untuk
menjadi indah di
hadapan-Nya? Sama
seperti batang bambu
itu,
kita sedang ditempa,
TUHAN sedang membuat
kita sempurna untuk di
pakai menjadi penyalur
berkat, agar diri kita
menjadi lebih
bermanfaat dan lebih
baik lagi. Dia sedang
membuang kesombongan
dan segala sifat
kita yang tak berkenan
bagi-Nya. Tapi jangan
kuatir, kita pasti kuat
karena TUHAN tak akan
memberikan beban yang
tak mampu kita pikul.
Jadi maukah kita
berserah diri pada
kehendak TUHAN,
membiarkan Dia bebas
berkarya di dalam diri
kita untuk menjadikan
kita alat yang berguna
bagi-Nya? karena
sesungguhnya Dia maha
tau yang terbaik untuk
kita, dan TUHAN tidak
lah pernah sia-sia dalam
menciptakan
sesuatu.
Seperti batang bambu
itu, mari kita berkata, "
Ini aku TUHAN,
perbuatlah sesuai
dengan yang Kau
kehendaki, dan semoga
engkau meridhoi"