Sabtu, 07 November 2009

SELAKSA RINDU DINDA

Engkau telah membutakan mataku,
dari dunia dan gemerlapnya,
karena engkau dan jiwa ini,
adalah sesuatu yang utuh-menyatu,
tak terpisahkan,
tatkala aku teringat akan dirimu,
mata ini tidak bisa terpejam,
dari permulaan malam sampai datangnya fajar dan tenggelamnya rembulan,
kelopak mata ini tidak terkatup karena kantuk yg menghirup..
tapi karena dirimu berada,
di antara kelopak dan pupil mata ini,
duhai kekasih hatiku yang jauh disana,
dengarkanlah bathinku berkata,
dengarkanlah jiwaku bersabda,
dengarkanlah aku yang merindukanmu pada tiap kata2 hatiku,
bicaralah atas nama cinta,
bukan karna marga, kasta atau orang tua,
bicaralah atas nama hati,
cinta lahir bukan karena hasil diskusi,
bicaralah... Karena ku tau dilubuk hatimu ada sedikit cahaya untukku..
Kau takkan begitu mudah melupakan cinta kita,
kau takkan begitu gampang membuat cita2 yg kita bangun melayang,
kau takkan mungkin berpaling karna zirah yg melekat ditubuhku bukan dari nenek moyangmu,
lewati hariku denganku wahai pelangi malam surgaku,
lewati masa indah bersama.. Lewati itu semua atas nama cinta,
biarkan mereka berkata, kita bukan satu kasta...
Biarkan mereka mencibir, kita bukan satu alir...
Biarkan mereka berseru, kita bukan satu suku...
Dengarkanlah wahai kekasih hatiku..
Damailah didalam pelukan bathinku..
Tenteramkan jiwamu pada genggam erat jemari tangan kita..
Peri malam sampaikanlah kata-kata ini pada lelap mimpi sang bidadari hati,
Dan kau setan-setan malam yang menjaga tiap2 surgamu dgn kekuatan tak ada batas tolong sampaikan rinduku yang tak terbalas, agar dia jenuh pada tidur dan mimpinya yg pulas..
Dan kau penari malam.. Isilah kembali gelas ini agar aku dapat pulang sendiri...