Abad 8-15 M
Di daerah pesisir utara Jawa Tengah yg bernama Bergota/Plagota/Pergota ada sebuah pulau kecil bernama PULAU TIRANG ( Sekarang menjadi bagian dari bukit Bergota). Merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Pelabuhan Pergota merupakan pelabuhan yang ramai pda saat itu, lokasinya diperkirakan pada daerah Pasar Bulu sekarang memanjang sampai kaki bukit Bergota dan masuk ke Kali Semarang sampai Pelabuhan Simongan. Pada abad tersebut daerah tersebut masih merupakan daerah pantai dengan kepulauan yang kecil2. Sekarang pulau kecil2 tersebut sedah menyatu dengan daratan akibat pengendapan. Bahkan Kota Semarang Bawah yang dikenal saat ini dahulunya adalah laut, terbentuk daratan akibat dari pengendapan tersebut.
Abad 15 M
Awal abad ke 15 M Laksamana Cheng Ho mendarat di Pelabuhan Simongan (Kali Semarang sekarang) Mendirikan masjid dan klenteng. Sekarang menjadi Klenteng Gedong Batu.
Akhir abad ke 15 M seorang dari kesultanan Demak bernama pangeran Made Pandan bersama putranya Raden Pandan Arang pergi ke pesisir utara bagian barat untuk mencari daerah baru . Sampai di Pulau Tirang beliau membuka hutan dan mendirikan pesantren dan menyiarkan agama Islam. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.
2 Mei 1547
Setelah konsultasi dengan Sunan Kalijaga, Sultan Hadiwijaya dari Pajang mengangkat Pandan Arang sebagai Bupati pertama Semarang, bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW , tgl 12 Rabiul Awal 954 H atau 2 Mei 1547. Bergelar Kyai Pandan arang.Tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.
1650
Ladang tembakau pertama kali ditanam di daerah perbukitan Semarang dan sekitarnya.
1678
Amangkurat II dari Mataram, berjanji kepada VOC untuk memberikan Semarang sebagai pembayaran hutangnya, dia mengklaim daerah Priangan dan pajak dari pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas.
1682
Negara Bagian Semarang ditetapkan oleh Belanda
21 Agustus 1697
Sebuah kapal VOC karam di dekat Semarang
Nama : Bronstee
Tipe : Kat
Digunakan dari 1685 –21 agustus 1697 oleh VOC
Kapten : Jakob Barendsz Sonbeek
1704
Pangeran Puger melarikan diri dari Mataram di Kartasura ke Semarang mencari perlindungan VOC karena akan dibunuh oleh Amangkurat III yang cemburu akibat kekuasaan.
Pangeran Puger mendapatkan dukungan Cakraningrat II dari Madura dan membujuk VOC untuk menerima Puger sebagai Susuhunan Pakubuwono I. Pasukannya menaklukkan Demak.
1705
Amangkurat III mengirimkan utusan ke VOC di Semarang, tetapi terlambat karena VOC sudah terlanjur menerima Pangeran Puger. Kedua perwakilan dikirm ke Batavia secara bersamaan.
18 Maret 1705
VOC di Batavia menerima Pangeran Puger sebagai Susuhunan Pakubuwono I dan mengirim bala bantuan ke Semarang. Dengan pasukan gabungan dari VOC, Semarang dan Madura , Pakubuwono I menyerang Amangkurat III di Kartasura dan menang.
19 Juni 1705
Susuhunan Pakubuwono I meresmikan kantor perwakilannya di Semarang
5 Oktober 1705
Susuhunan Pakubuwono I membuat perjanjian dengan VOC apabila membantu untuk merebut Kartasura, isi perjanjiannya antara lain menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai pembayaran hutang Mataram, Madura Timur menjadi wilayah VOC, VOC mendapatkan hak istimewa perdagangan dan nelayan pribumi hanya melaut di wilayah terbatas.
Semarang resmi menjadi kota milik VOC.
1740
VOC di Batavia mulai memindahkan orang-orang Tionghoa ke Ceylon (Srilanka) atau afrika Selatan, beredar desas desus bahwa orang-orang Tionghoa tersebut dibantai ditengah lautan. Para pemukim Tionghoa memberontak. Sebagai balasan di Batavia terjadi kerusuhan Anti-Tionghoa, 10.000 penduduk Tionghoa tewas dan daerah Pecinan dibakar habis.
1741
Para pelarian Tionghoa dari Batavia dibantu pribumi menyerang benteng VOC di Semarang dan Rembang. Di Rembang semua personil VOC yang tersisa dan tidak sempat melarikan diri dibunuh.
Atas pengaruh Patih Natakusuma, Pakubuwana II berpihak pada pemberontak pribumi dan Tionghoa, mengerahkan pasukan sejumlah 20.000 pribumi dan 3500 Tionghoa 30 senapan untuk mengepung Semarang.
Perlawanan VOC di Kartasura dapat dihancurkan. Cakraningrat IV dari Madura menawarkan bantuan. VOC mengerahkan bantuan ke Semarang dan berhasil memadamkan pemberontakan.
atas rekomendasi Van Imhoff, Gubernur Jendral VOC saat itu Adriaan Valckenier dibebas tugaskan dan diganti oleh Johannes Thedens.
Pasukan Mataram dan pemberontak Tionghoa menyerang kota-kota pesisir utara, tetapi pengepungan kota Semarang tidak berhasil.
1749
VOC menetapkan Bupati sebagai kepala pemerintahan orang – orang pribumi di Semarang.
13 Juli 1753
Pembangunan Gereja Protestan pertama di Semarang (Gereja Blenduk)
1754
Jalur Pos pertama antara Semarang – Batavia, Cheribon dan Tegal.
1772
Pembangunan Kelenteng Tay Kak Sie di Jalan Lombok
1810
Pembukaan Perusahaan Jalur Pos Regular yang menggunakan kuda, dipimpin oleh Direktur Kantor Pos dan Jalan Raya.
1814
Lahirnya Raden Saleh Sarief Bustaman ( dikenal sebagai Raden Saleh Danoediredjoe). Seniman pribumi pertama yang melukis gaya barat.
29 Mei 1827
Kota Semarang mendapatkan lambang kota (banner)
lambang kota Semarang sekarang :
1857
Pembukaan kantor telegram tujuan Batavia-Semarang-Ambarawa-Soerabaja
17-18 Agustus 1860
Pemberontakan di Württembergse Kazerne (barak) di Jalan Djoernatan. Pelakunya pada dasarnya tentara KNIL berbangsa Swiss. 4 orang tewas dan 15 terluka. Setelah pemberontakan kurang lebih 35 tentara digantung di alun-alun.
1862
Tiang (Kotak) surat pertama ada di Semarang.
1881
Peresmian N.V. Semarang- Joana Stoomtram Maatscappij (SJS), perusahaan kereta api yang menghubungkan antara Semarang - Demak, Koedoes, Joana (Juwana ), Rembang and Lasem.
Pembukaan jalur telepon lokal (dalam kota)
Peresmian N.V.Semarang-Cheribon Stoomtram Maatscappij (SCS) (Semarang-Cheribon Steam-Tram Company). Jalur kereta api yang menghubungkan Semarang - Kendal, Tegal, Pekalongan and Cheribon. Juga disebut Suikerlijn (Jalur Gula).
Stasiunnya sekarang menjadi stasiun Poncol.
1894
Hubungan telepon ke Batavia-Semarang-Surabaja dibuka
Jalur kereta api pertama antara Batavia-Semarang-Surabaja
1906
Stanblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuk Pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Walikota). Sistem Pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda
1907
Pembangunan NIS Building (Nederlandsch Indishe Spoorweg Maatschappij), Kantor Jawatan Kereta Api atau
sekarang dikenal sebagai Lawang Sewu
1916
Walikota pertama Semarang, Ir.D de Iongh (sampai 1927)
21 Juni 1911
"St Aloysius Broeder School" didirikan di Gedangan .
1919
Perwakilan terpilih pertama dari pribumi di Balaikota. Bp Kasan, Semaoen dan Sanjoto dari “Sarekat Islam”.
1920
Dibawah pengaruh pemerintah Kolonial Belanda, PKI (Partai Komunis Indonesia) dideklarasikan di Semarang.
Semarang saat itu mnedapat julukan "Kota Merah"
1927
Walikota A Bachus dan HE Boissevain sampai maret 1942
Alderman pertama Semarang : Cohen, schuling, slamet dan Tan Tiong Khing.
1928
Penerbangan pertama dari KNILM ("Konigklijke Nederlands-Indische Luchtvaartmaatschappij"), dari Batavia-Semarang di Lapangan Udara Simongan.
1929
Penerbangan pertama KNILM Soerabaja-Semarang di Lapangan Udara Simongan
1930
Penerbangan pertama KNILM Bandung-Semarang di Lapangan Udara Simongan
1942
Semarang dikuasai Jepang. Pada masa Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang di kepalai Militer (Shico) dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang masing-masing dari Jepang dan seorang bangsa Indonesia.
14 –19 Oktober 1945
Dikenal dengan Pertempuran Lima Hari di Semarang melawan Jepang yang menolak menyerahkan senjata kepada rakyat Indonesia. ini threadnya http://www.bluefame.com/index.php?showtopic=102525
1945
Walikota pribumi pertama, Moch.lchsan (sampai 1949)
1949
Walikota Koesoebiyono (1949 - 1 Juli 1951)
Februari 1950
Kekuasaan diberikan ke komandan KMKB Semarang
1 April 1950
Mayor Suhadi, Komandan KMKB menyerahkan kepala pemerintahan Semarang kepada Koesoedibyono, pegawai tinggi di Kementrian Dalam Negeri di Jogjakarta.
Walikota Semarang setelah kemerdekaan :
1. RM. Hadisoebeno Sosrowardoyo ( 1 Juli 1951 - 1 Januari 1958)
2. 4. Mr. Abdulmadjid Djojoadiningrat ( 7Januari 1958 - 1 Januari 1960)
3. 5. RM Soebagyono Tjondrokoesoemo ( 1 Januari 1961 - 26 April 1964)
4. 6. Mr. Wuryanto ( 25 April 1964 - 1 September 1966)
5. 7. Letkol. Soeparno ( 1 September 1966 - 6 Maret 1967)
6. 8. Letkol. R.Warsito Soegiarto ( 6 Maret 1967 - 2 Januari 1973)
7. 9. Kolonel Hadijanto ( 2Januari 1973 - 15 Januari 1980)
8. 10. Kol. H. Imam Soeparto Tjakrajoeda SH ( 15 Januari 1900 - 19 Januari 1990)
9. 11. Kolonel H.Soetrisno Suharto ( 19Januari 1990 - 19 Januari 2000)
10. 12. H. Sukawi Sutarip SH. ( 19 Januari 2000 - sekarang )
Penguasa Semarang :
Dibawah Pajang dan Mataram
1. Pangeran Kanoman atau Pandan Arang III (1553-1586)
2. Mas R.Tumenggung Tambi (1657-1659)
3. Mas Tumenggung Wongsorejo (1659 - 1666)
4. Mas Tumenggung Prawiroprojo (1666-1670)
5. Mas Tumenggung Alap-alap (1670-1674)
6. Kyai Mertonoyo, Kyai Tumenggung Yudonegoro atau Kyai Adipati Suromenggolo (1674 -1701)
Dibawah VOC :
7. Raden Martoyudo atau Raden Sumimngrat (1743-1751)
8. Marmowijoyo atau Sumowijoyo atau Sumonegoro atau Surohadmienggolo (1751-1773)
9. Surohadimenggolo IV (1773-?)
10. Adipati Surohadimenggolo V atau kanjeng Terboyo (?)
Pemerintahan Hindia Belanda :
11. Raden Tumenggung Surohadiningrat (?-1841)
12. Putro Surohadimenggolo (1841-1855)
13. Mas Ngabehi Reksonegoro (1855-1860)
14. RTP Suryokusurno (1860-1887)
15. RTP Reksodirjo (1887-1891)
16. RMTA Purbaningrat (1891-?)
17. Raden Cokrodipuro (?-1927)
18. RM Soebiyono (1897-1927)
19. RM Amin Suyitno (1927-1942)
20. RMAA Sukarman Mertohadinegoro (1942-1945)
Pemerintahan Republik Indonesia :
21. R. Soediyono Taruna Kusumo (1945-1945), hanya berlangsung satu bulan
22. M. Soemardjito Priyohadisubroto (tahun 1946)
Pemerintahan RIS :
23. RM.Condronegoro hingga tahun 1949
Setelah Pengakuan Kedaulatan :
24. M. Sumardjito (1946-1952)
25. R. Oetoyo Koesoemo (1952-1956).
Di daerah pesisir utara Jawa Tengah yg bernama Bergota/Plagota/Pergota ada sebuah pulau kecil bernama PULAU TIRANG ( Sekarang menjadi bagian dari bukit Bergota). Merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Pelabuhan Pergota merupakan pelabuhan yang ramai pda saat itu, lokasinya diperkirakan pada daerah Pasar Bulu sekarang memanjang sampai kaki bukit Bergota dan masuk ke Kali Semarang sampai Pelabuhan Simongan. Pada abad tersebut daerah tersebut masih merupakan daerah pantai dengan kepulauan yang kecil2. Sekarang pulau kecil2 tersebut sedah menyatu dengan daratan akibat pengendapan. Bahkan Kota Semarang Bawah yang dikenal saat ini dahulunya adalah laut, terbentuk daratan akibat dari pengendapan tersebut.
Abad 15 M
Awal abad ke 15 M Laksamana Cheng Ho mendarat di Pelabuhan Simongan (Kali Semarang sekarang) Mendirikan masjid dan klenteng. Sekarang menjadi Klenteng Gedong Batu.
Akhir abad ke 15 M seorang dari kesultanan Demak bernama pangeran Made Pandan bersama putranya Raden Pandan Arang pergi ke pesisir utara bagian barat untuk mencari daerah baru . Sampai di Pulau Tirang beliau membuka hutan dan mendirikan pesantren dan menyiarkan agama Islam. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.
2 Mei 1547
Setelah konsultasi dengan Sunan Kalijaga, Sultan Hadiwijaya dari Pajang mengangkat Pandan Arang sebagai Bupati pertama Semarang, bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW , tgl 12 Rabiul Awal 954 H atau 2 Mei 1547. Bergelar Kyai Pandan arang.Tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.
1650
Ladang tembakau pertama kali ditanam di daerah perbukitan Semarang dan sekitarnya.
1678
Amangkurat II dari Mataram, berjanji kepada VOC untuk memberikan Semarang sebagai pembayaran hutangnya, dia mengklaim daerah Priangan dan pajak dari pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas.
1682
Negara Bagian Semarang ditetapkan oleh Belanda
21 Agustus 1697
Sebuah kapal VOC karam di dekat Semarang
Nama : Bronstee
Tipe : Kat
Digunakan dari 1685 –21 agustus 1697 oleh VOC
Kapten : Jakob Barendsz Sonbeek
1704
Pangeran Puger melarikan diri dari Mataram di Kartasura ke Semarang mencari perlindungan VOC karena akan dibunuh oleh Amangkurat III yang cemburu akibat kekuasaan.
Pangeran Puger mendapatkan dukungan Cakraningrat II dari Madura dan membujuk VOC untuk menerima Puger sebagai Susuhunan Pakubuwono I. Pasukannya menaklukkan Demak.
1705
Amangkurat III mengirimkan utusan ke VOC di Semarang, tetapi terlambat karena VOC sudah terlanjur menerima Pangeran Puger. Kedua perwakilan dikirm ke Batavia secara bersamaan.
18 Maret 1705
VOC di Batavia menerima Pangeran Puger sebagai Susuhunan Pakubuwono I dan mengirim bala bantuan ke Semarang. Dengan pasukan gabungan dari VOC, Semarang dan Madura , Pakubuwono I menyerang Amangkurat III di Kartasura dan menang.
19 Juni 1705
Susuhunan Pakubuwono I meresmikan kantor perwakilannya di Semarang
5 Oktober 1705
Susuhunan Pakubuwono I membuat perjanjian dengan VOC apabila membantu untuk merebut Kartasura, isi perjanjiannya antara lain menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai pembayaran hutang Mataram, Madura Timur menjadi wilayah VOC, VOC mendapatkan hak istimewa perdagangan dan nelayan pribumi hanya melaut di wilayah terbatas.
Semarang resmi menjadi kota milik VOC.
1740
VOC di Batavia mulai memindahkan orang-orang Tionghoa ke Ceylon (Srilanka) atau afrika Selatan, beredar desas desus bahwa orang-orang Tionghoa tersebut dibantai ditengah lautan. Para pemukim Tionghoa memberontak. Sebagai balasan di Batavia terjadi kerusuhan Anti-Tionghoa, 10.000 penduduk Tionghoa tewas dan daerah Pecinan dibakar habis.
1741
Para pelarian Tionghoa dari Batavia dibantu pribumi menyerang benteng VOC di Semarang dan Rembang. Di Rembang semua personil VOC yang tersisa dan tidak sempat melarikan diri dibunuh.
Atas pengaruh Patih Natakusuma, Pakubuwana II berpihak pada pemberontak pribumi dan Tionghoa, mengerahkan pasukan sejumlah 20.000 pribumi dan 3500 Tionghoa 30 senapan untuk mengepung Semarang.
Perlawanan VOC di Kartasura dapat dihancurkan. Cakraningrat IV dari Madura menawarkan bantuan. VOC mengerahkan bantuan ke Semarang dan berhasil memadamkan pemberontakan.
atas rekomendasi Van Imhoff, Gubernur Jendral VOC saat itu Adriaan Valckenier dibebas tugaskan dan diganti oleh Johannes Thedens.
Pasukan Mataram dan pemberontak Tionghoa menyerang kota-kota pesisir utara, tetapi pengepungan kota Semarang tidak berhasil.
1749
VOC menetapkan Bupati sebagai kepala pemerintahan orang – orang pribumi di Semarang.
13 Juli 1753
Pembangunan Gereja Protestan pertama di Semarang (Gereja Blenduk)
1754
Jalur Pos pertama antara Semarang – Batavia, Cheribon dan Tegal.
1772
Pembangunan Kelenteng Tay Kak Sie di Jalan Lombok
1810
Pembukaan Perusahaan Jalur Pos Regular yang menggunakan kuda, dipimpin oleh Direktur Kantor Pos dan Jalan Raya.
1814
Lahirnya Raden Saleh Sarief Bustaman ( dikenal sebagai Raden Saleh Danoediredjoe). Seniman pribumi pertama yang melukis gaya barat.
29 Mei 1827
Kota Semarang mendapatkan lambang kota (banner)
lambang kota Semarang sekarang :
1857
Pembukaan kantor telegram tujuan Batavia-Semarang-Ambarawa-Soerabaja
17-18 Agustus 1860
Pemberontakan di Württembergse Kazerne (barak) di Jalan Djoernatan. Pelakunya pada dasarnya tentara KNIL berbangsa Swiss. 4 orang tewas dan 15 terluka. Setelah pemberontakan kurang lebih 35 tentara digantung di alun-alun.
1862
Tiang (Kotak) surat pertama ada di Semarang.
1881
Peresmian N.V. Semarang- Joana Stoomtram Maatscappij (SJS), perusahaan kereta api yang menghubungkan antara Semarang - Demak, Koedoes, Joana (Juwana ), Rembang and Lasem.
Pembukaan jalur telepon lokal (dalam kota)
Peresmian N.V.Semarang-Cheribon Stoomtram Maatscappij (SCS) (Semarang-Cheribon Steam-Tram Company). Jalur kereta api yang menghubungkan Semarang - Kendal, Tegal, Pekalongan and Cheribon. Juga disebut Suikerlijn (Jalur Gula).
Stasiunnya sekarang menjadi stasiun Poncol.
1894
Hubungan telepon ke Batavia-Semarang-Surabaja dibuka
Jalur kereta api pertama antara Batavia-Semarang-Surabaja
1906
Stanblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuk Pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Walikota). Sistem Pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda
1907
Pembangunan NIS Building (Nederlandsch Indishe Spoorweg Maatschappij), Kantor Jawatan Kereta Api atau
sekarang dikenal sebagai Lawang Sewu
1916
Walikota pertama Semarang, Ir.D de Iongh (sampai 1927)
21 Juni 1911
"St Aloysius Broeder School" didirikan di Gedangan .
1919
Perwakilan terpilih pertama dari pribumi di Balaikota. Bp Kasan, Semaoen dan Sanjoto dari “Sarekat Islam”.
1920
Dibawah pengaruh pemerintah Kolonial Belanda, PKI (Partai Komunis Indonesia) dideklarasikan di Semarang.
Semarang saat itu mnedapat julukan "Kota Merah"
1927
Walikota A Bachus dan HE Boissevain sampai maret 1942
Alderman pertama Semarang : Cohen, schuling, slamet dan Tan Tiong Khing.
1928
Penerbangan pertama dari KNILM ("Konigklijke Nederlands-Indische Luchtvaartmaatschappij"), dari Batavia-Semarang di Lapangan Udara Simongan.
1929
Penerbangan pertama KNILM Soerabaja-Semarang di Lapangan Udara Simongan
1930
Penerbangan pertama KNILM Bandung-Semarang di Lapangan Udara Simongan
1942
Semarang dikuasai Jepang. Pada masa Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang di kepalai Militer (Shico) dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang masing-masing dari Jepang dan seorang bangsa Indonesia.
14 –19 Oktober 1945
Dikenal dengan Pertempuran Lima Hari di Semarang melawan Jepang yang menolak menyerahkan senjata kepada rakyat Indonesia. ini threadnya http://www.bluefame.com/index.php?showtopic=102525
1945
Walikota pribumi pertama, Moch.lchsan (sampai 1949)
1949
Walikota Koesoebiyono (1949 - 1 Juli 1951)
Februari 1950
Kekuasaan diberikan ke komandan KMKB Semarang
1 April 1950
Mayor Suhadi, Komandan KMKB menyerahkan kepala pemerintahan Semarang kepada Koesoedibyono, pegawai tinggi di Kementrian Dalam Negeri di Jogjakarta.
Walikota Semarang setelah kemerdekaan :
1. RM. Hadisoebeno Sosrowardoyo ( 1 Juli 1951 - 1 Januari 1958)
2. 4. Mr. Abdulmadjid Djojoadiningrat ( 7Januari 1958 - 1 Januari 1960)
3. 5. RM Soebagyono Tjondrokoesoemo ( 1 Januari 1961 - 26 April 1964)
4. 6. Mr. Wuryanto ( 25 April 1964 - 1 September 1966)
5. 7. Letkol. Soeparno ( 1 September 1966 - 6 Maret 1967)
6. 8. Letkol. R.Warsito Soegiarto ( 6 Maret 1967 - 2 Januari 1973)
7. 9. Kolonel Hadijanto ( 2Januari 1973 - 15 Januari 1980)
8. 10. Kol. H. Imam Soeparto Tjakrajoeda SH ( 15 Januari 1900 - 19 Januari 1990)
9. 11. Kolonel H.Soetrisno Suharto ( 19Januari 1990 - 19 Januari 2000)
10. 12. H. Sukawi Sutarip SH. ( 19 Januari 2000 - sekarang )
Penguasa Semarang :
Dibawah Pajang dan Mataram
1. Pangeran Kanoman atau Pandan Arang III (1553-1586)
2. Mas R.Tumenggung Tambi (1657-1659)
3. Mas Tumenggung Wongsorejo (1659 - 1666)
4. Mas Tumenggung Prawiroprojo (1666-1670)
5. Mas Tumenggung Alap-alap (1670-1674)
6. Kyai Mertonoyo, Kyai Tumenggung Yudonegoro atau Kyai Adipati Suromenggolo (1674 -1701)
Dibawah VOC :
7. Raden Martoyudo atau Raden Sumimngrat (1743-1751)
8. Marmowijoyo atau Sumowijoyo atau Sumonegoro atau Surohadmienggolo (1751-1773)
9. Surohadimenggolo IV (1773-?)
10. Adipati Surohadimenggolo V atau kanjeng Terboyo (?)
Pemerintahan Hindia Belanda :
11. Raden Tumenggung Surohadiningrat (?-1841)
12. Putro Surohadimenggolo (1841-1855)
13. Mas Ngabehi Reksonegoro (1855-1860)
14. RTP Suryokusurno (1860-1887)
15. RTP Reksodirjo (1887-1891)
16. RMTA Purbaningrat (1891-?)
17. Raden Cokrodipuro (?-1927)
18. RM Soebiyono (1897-1927)
19. RM Amin Suyitno (1927-1942)
20. RMAA Sukarman Mertohadinegoro (1942-1945)
Pemerintahan Republik Indonesia :
21. R. Soediyono Taruna Kusumo (1945-1945), hanya berlangsung satu bulan
22. M. Soemardjito Priyohadisubroto (tahun 1946)
Pemerintahan RIS :
23. RM.Condronegoro hingga tahun 1949
Setelah Pengakuan Kedaulatan :
24. M. Sumardjito (1946-1952)
25. R. Oetoyo Koesoemo (1952-1956).