Pemilih pemula saat ini diprediksi akan lebih kritis daripada pemilu tahun depan. Adanya perkembangan teknologi, mempermudah mereka untuk mengetahui kandidat anggota DPR maupun presiden yang sesuai.
"Anak-anak muda ketika akan memilih calon presiden maupun calon legislatif akan melakukan diskusi dengan teman sebayanya, jadi tidak apatis," ujar Direktur Eksekutif Matriks Indonesia Agus Sudibyo, di acara Sosialisasi Pemilu yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi, Jakarta, Rabu (11/12).
Menurutnya, adanya perkembangan teknologi saat ini berpotensi mendukung sikap kritis para kawula muda yang ingin mengetahui calon pemimpin mereka kelak. Sehingga sesuai dengan harapan mereka dalam memimpin bangsa. "Dengan ikutnya kaum muda dalam pesta demokrasi tahun depan, dapat membuat penyelenggaraan negara menjadi lebih baik daripada sebelumnya," katanya.
Adanya perkembangan teknologi, ia optimis pemilih golongan putih (golput) tidak akan sebesar pemilu tahun lalu. "Pemilih pemula aktif menggunakan teknologi, supaya tidak ada golput lagi dalam pemilu tahun depan," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Komisioner KPU DKI Jakarta Dahlia Umar mengakui perkembangan teknologi dapat menjadi jembatan untuk mengenal para calon pemimpin maupun legislatif. "Melalui teknologi yang berkembang untuk mengetahui profil caleg maupun capres, melalui email pribadi caleg terkait atau kontak dengan mereka," katanya.
Dahlia menilai kawula muda harus berperan aktif mengetahui perserta pemilu tahun depan demi mewujudkan pemimpin yang sesuai dengan aspirasi mereka. "Pemuda harus mengetahui partai-partai yang ikut dalam pesta demokrasi tahun depan. Dengan cara aktif mencari tahu para kandidat melalui teknologi yang berkembang," pungkasnya.